Evaluasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji kegunaan (usability) dan fungsi (functionality) dari sistem antarmuka. Proses ini tidak dilakukan dalam satu fase proses akan tetapi dengan prinsip lifecycle, dengan hasil evaluasi digunakan untuk memodifikasi atau memperbaiki perancangan.
Evaluasi dan seleksi sistem merupakan proses dimana nilai sistem, biaya dan keuntungan (cost dan benefit)
dibandingkan dan salah satu dipilih untuk perancangan yang lebih rinci.
Fase ini menjadi proses pengoptimasian yang melihat apakah suatu sistem
dapat dikerjakan dan memenuhi permintaan user.
Tujuan dari evaluasi ini adalah:
1. Melihat Seberapa Jauh Sistem Berfungsi
Sistem tidak hanya didukung oleh fungsionalitas yang baik akan tetapi harus mampu memenuhi kebutuhan user. Desain sistem memungkinkan user melakukan tugas yang dibutuhkan dengan lebih mudah. Pada tahapan ini evaluasi yang dilakukan meliputi pengukuran kinerja dari user pada sistem, untuk melihat keefektifan sistem dalam mendukung tugas.
2. Melihat Efek Interface Bagi User
Kesederhanaan tampilan dan informasi yang cukup merupakan kunci dalam aspek kemudahan system, usability dan perilaku user.
Dalam keseharian kita, seseorang akan lebih nyaman menggunakan sebuah
alat tertentu tanpa banyak belajar. Hal ini merupakan sebuah aspek
penting dalam membangun sistem antarmuka.
3. Mengidentifikasi Problem Khusus Yang Terjadi Pada Sistem
Bila hasil yang dicapai tidak sesuai keinginan user dan malah timbul kekacauan antara user, maka hal ini berhubungan dengan usability dan fungsionalitas dari desain.
Cara Mengevaluasi dan Menyeleksi Sistem
Evaluasi sistem informasi dan keputusan pemilihan system bersumber dari :
1. Nilai sistem
Nilai suatu sistem diukur dengan 3 faktor kelayakan, yaitu:
a. TELOS (feasibility factor)
b. PDM (strategic factor)
c. MURRE (design factor)
2. Analisa biaya dan keuntungan
Mengukur biaya, keuntungan yang tangible dan intangible (masuk akal dan tidak) dari sistem yang diusulkan.
1. Nilai Sistem
a. Faktor Kelayakan (TELOS)
Perlu diingat, semakin tinggi nilai faktor kelayakan TELOS, semakin
besar pula peluang untuk suatu system dapat mencapai kesuksesan.
Mengukur Resiko Perancangan dan Implementasi Sistem Umum
Semakin rendah rate (nilai) faktor kelayakan TELOS, semakin tinggi resiko pengembangan sistem.
Menilai Faktor Kelayakan TELOS
Para penilai (evaluator) terdiri dari : manajer proyek, beberapa profesionalis sistem, dan minimal satu orang perwakilan user.
a) Menilai Kelayakan Teknik (T)
Jika
sistem baru dapat digunakan, dan memakai teknologi yang terkenal,
nilainya dapat berada antara 9.5 atau 10.0. Jika teknologinya baru bagi
perusahaan dan usernya, atau tidak standar (untuk industri maupun
perusahaan), atau teknologi merupakan keluaran pertama vendor atau
beberapa vendor terlibat, atau menggunakan sistem jaringan yang terlalu
kompleks, maka satu atau kombinasi dari hal-hal yang disebutkan dapat
mengurangi penilaian (nilai dapat berada antara 6.0 hingga 8.0).
Contoh:
Alternatif
perancangan sistem umum yang dievaluasi membutuhkan teknologi baru yang
standar dalam industri dan terbukti dapat berjalan (nilai 9.0).
b) Menilai Kelayakan Ekonomi (E)
Yang
perlu dilihat adalah apakah komitmen manajemen tertinggi mendukung
proyek pengembangan sistem yang lengkap dengan sumber-sumber yang
sesuai. Jika manajemen tertinggi mendukung sistem, tetapi tidak ada
biaya untuk penyelesaiannya, nilai dapat berada antara 5.0 sampai 8.0,
bergantung pada keadaan dan catatan manajemen tertinggi dalam mendukung
proyek sistem sebelumnya. Jika biaya ada, nilai berada antara 9.0 sampai
10.0.
Contoh :
Dana belum ada, tetapi pihak manajemen tertinggi dapat meyakinkan tim akan tersedianya dana (nilai 7.0).
c) Menilai Kelayakan Hukum (L)
Kelayakan
legal untuk melihat apakah ada konflik antara system yang sedang
dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan
kewajibannya secara legal.
Contoh:
Software yang digunakan adalah software yang original dan tidak mengancam perusahaan (nilai 9.5)
d) Menilai Kelayakan Operasi (O)
Sistem
yang berbasis lokal atau kelompok lebih mudah dioperasikan dibandingkan
dengan sistem yang sangat melebar (enterprisewide), karena sistem
seperti itu lebih kecil dan lebih sederhana dan hanya terdapat beberapa
orang pengendali. Sistem yang enterprisewide yang menjadi sistem
standar yang terkenal, nilainya lebih tinggi dari sistem yang berbasis
lokal atau kelompok yang unik atau berpengalaman. Kuncinya adalah
keberadaan (availability) dari user yang terlatih baik (well- trained) dan sesuai.
Contoh :
Sistem
berbasis kelompok yang tidak dikenal oleh beberapa user. Dan beberapa
usernya adalah pegawai baru dan belum dilatih untuk pekerjaan tersebut
(nilai 6.0 ).
e) Menilai Kelayakan Waktu (S)
Pengukuran
kesalahan estimasi adalah kunci keberhasilan. Jika sistem terlihat
sederhana, standar berbasis lokal dimana total waktu pengembangan diukur
dalam jam atau hari, maka kesalahan perkiraan (estimation error)
yang dibutuhkan untuk perancangan dan implementasi menjadi kecil (waktu
sebenarnya dikurang dengan waktu estimasi). Tetapi jika sistem yang entreprisewide membutuhkan total waktu (jadwal) dalam tahun, probabilitas kesalahan estimasi yang tinggi semakin besar. Dengan menggunakan tim SWAT, JAD dan tool CASE, dapat membantu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem.
0 Komentar