1. Teknik/Metodologi Pengembangan Sistem
Beberapa ahli membagi proses-proses pengembangan
sistem ke dalam sejumlah urutan berbeda-beda. Tetapi semuanya akan mengacu pada
proses-proses standar berikut :
a. Analisis
didefinisikan sebagai bagaimana memahami dan menspesifikasi dengan detail apa
yangb harus dilakukan oleh sistem.
Analisis
: mendefinisikan masalah
b. Desain diartikan sebagai menjelaskan dengan detail
bagaimana bagian-bagian dari sistem informasi diimplementasikan.
Desain
: memecahkan masalah.
c. Implementasi
didefinisikan menjalankan sistem yang telah jadi.
d. Pemeliharaan
didefinisikan dengan menjaga sistem yang sedang berjalan.
Pada
perkembangannya, proses-proses standar tadi dituangkan dalam satu metode yang
dikenal dengan nama system Development Life Cycle(SDLC) yang merupakan
metodologi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan usaha analisis
dan desain. SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut :
1.
Identifikasi dan seleksi proyek
2.
Inisiasi dan perencanaa proyek
3.
Analisis
4.
Desain
a.
Desain logikal
b.
Desain fisikal
5.
Implementasi
6.
Pemeliharaan
1.1. Identifikasi dan Seleksi Proyek
Merupakan
langkah pertama dalam SDLC keseluruhan informasi yang di butuhkan oleh sistem :
identifikasi, analisis, prioritas, dan susun ulang. Dalam tahapan ini ada
beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
1.
Mengidentifikasi
proyek-proyek yang potensial. Potensial dari proyek yang
dimaksud adalah seberapa besar keuntungan yang bisa diperoleh, durasi waktu
yang tersedia apakah cukup untuk menyelesaikan proyek, dan apakah sumber daya
yangdimiliki untuk menyelesaikan proyek.
2.
Melakukan
klasifikasi dan merangking proyek. Jika pada saat yang
bersamaan ada beberapa proyek yang harus dikerjakan sekaligus maka perlu dibuat
klasifikasi dan ranking proyek, dari
proyek yang paling layak untuk dikerjakan sampai proyek yang dirasa tidak
menguntungkan jika dikerjakan.
3.
Memilh
proyek untuk dikembangkan. Jika klasifikasi dan rangking telah
ditetapkan maka selanjutnya adalah menetukan proyek yang harus dikerjakan.
Adapun sumber daya yang terlibat adalah
pengguna, analis sistem, dan menejer yang mengordinasi proyek. Aktivitas yang
biasa dilakukan pada tahap ini meliputi mewawancarai manajemen pengguna,
merangkum pengetahun yang didapatkan,dan mengestimasi cakupan proyek dan
mendokumentasikan hasilnya. Tahapan ini akan menghasilkan laporan kelayakan
yang berisi definisi masalah dan rangkuman tujuan yang ingin dicapai dari
proyek yang dipilh.
1.2. Inisiasi Dan Perencanaan Proyek
Dalam
tahapan ini, proyek SI yang potensial dijelaskan dan argumentasi untuk
melajutkan proyek dikemukakan. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk
menjalankan tahapan-tahapan lainnya.
Pada tahap ini ditentukan secara detail rencana kerja yang harus
dikerjakan, durasi yang diperlukan masing tahap, sumber daya manusia,perangkat
lunak, perangkat keras, maupun finansial diestimasika. Biasanya hal-hal tadi
dituangkan dalam jadwal pelaksanaan proyek. pembuatan rencana ini bukan langkah
mudah karena untuk menagestimasi beban kerja dan durasi dari masing-masing
tahap dibutuhkan pengalaman yang cukup banyak. Kesalahan pada tahap ini akan
mengakibatkan keuntungan yang diperoleh tidak maksimal, bahkan bisa rugi. Pada
tahapan ini peran manajer sistem informasi
yang berpengalaman sangat dibutuhkan.
1.3. Analisis
Fase ketiga dalam SDLC
adalah tahapan analisis. Tahapan analisis adalah tahapan dimana sistem yang
sedang berjalan dipelajari dan sistem penganti diusulkan. Dalam tahapan ini
dideskripsikan sistem yang sedang berjalan, masalah, dan kesempatan
didefinisikan, dan rekomendasi umum untuk bagaimana memperbaiki,meningkatkan
atau mengganti sistem yang sedang berjalan diusulkan. Tujuan utama dari fase
analisisn adalah untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis(business
need) dan persyaratan proses dari sistem baru. Ada enam aktivitas utama dalam
fase ini :
a. Pengumpulan
Informasi
Langkah
awal pada tahapan analisis adalah mengumpulkan informasi tentang bagaimana
proses-proses bisnis yang ada pada sistem lama berjalan. Kemudian ditentukan
pada titik mana saja proses bisnis yang mengalami masalah yang bisa
diselesaikan dengan sistem informasi. Kelemahan-kelemahan dari sistem lama
diidentifikasi dan diperbaiki dengan sistem baru.
b. Mendefinisikan
sistem requirement
Dari
informasi kelemahan sistem yang didapat,analis sistem kemudian mendefinisikan
apa saja sebenarnya yang dibutuhkan oleh sistem lama untuk mengatasi
masalahnya. Inilah yang disebut sebagai system requirement (kebutuhan
sistem). Seringkali kebutuhan ini akan mengubah total keseluruhan proses bisnis
pada sistem lama, tetapi kadang-kadang hanya perubahan penambahan beberapa
prosedur baru.
c. Memperioritaskan
kebutuhan
Dalam
beberapa kasus, kebutuhan yang diperoleh sangat lengkap dan rumit. Ketersediaan
waktu dan sumber daya lain untuk menyelesaikan keseluruhan requirement baisa saja tidak mencukupi. Pada
kondisi seperti ini maka analis akan memperioritaskan kebutuhan-kebutuhan yang
dianggap kritis untuk diperioritaskan.
d. Menyusun
dan mengevaluasi alternatif
Satu
hal yang tidak boleh dilupakan analis adalah rencana kedua. Setelah menyusun
dan memprioritaskan kebutuhan, analis harus menyiapkan alternatif jika
seandainya susunan kebutuhan nantinya akan ditolak oleh klen.
e. Menulas
kebutuhan dengan pihak manajemen
Langkah
terakhir adalah mengulas kebutuhan yang sudah ada dengan pihak klien, karena
pihak klienlah yang paling tahu kebutuhan sistem mereka.
1.4. Tahapan Desain
Tahapan desain adalah
tahapan mengubah kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi spesifikasi sistem
yang rill. Tahapan desain sistem dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu desain
logis (logical design) dan tahapan desain fisik (physical design). Adapun
perbedaan dari keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Desain Logis
Desain logis adalah bagian
dari fase desain dalam SDLC di mana semua fitur-fitur fungsional dari sistem
dipilih dari tahapan analisis dideskripsikan terpisah dari platform komputer
yang nanti digunakan. Hasil dari tahapan ini adalah :
1) Deskripsi
fungsional mengenai data dan proses yang ada dalam sistem baru.
2) Deskripsi
yang detail dari spesifikasi sistem, meliputi :
Ø Input
(data apa saja yang menjadi input)
Ø Output
(informasi apa saja yang menjadi output)
Ø Proses
(prosedur apa saja yang harus dieksikusi untuk mengubah input menjadi output)
Tahapan
desain logis biasanya menghasilkan beberapa dokumen, diantaranya dokumen model
data, dokumen model proses, rancangan tabel, hierarki antara modul, sampai
desain antar muka dari sistem yang akan dibuat.
b. Desain Fisik
Pada bagian ini,
spesifikasi logis diubah ke dalam detail teknologi di mana pemrograman dan
pengembangan sistem bisa diselesaikan. Pada tahapan inilah aktifitas coding
dilakukan. Adapun output dari sistem ini adalah :
1) Deskripsi
teknis, mengenai pilihan teknologi perangkat lunak dan perangkat keras yang
digunakan
2) Deskripsi
yang detail dari spesifikasi sistem meliputi :
Ø Modul-modul
program
Ø File-file
Ø Sistem
jaringan
Ø Sistem
perangkat lunak
Pada
tahapan desain, ada beberapa aktivitas utama yang dilakukan, yaitu :
a) Merancang
dan mengintegrasikan jaringan
b) Merancang
arsitektur aplikasi
c) Mendesain
antar muka pengguna
d) Mendesain
sistem antar muka
e) Mendesain
dan mangintegrasikan database
f) Membuat
prototype untuk detail dari desain
g) Mendesain
dan mengintegrasikan kendali sistem.
1.5. IMPLEMENTASI
Pada tahapan kelima
SDLC ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Testing,
yaitu menguji hasil kode program yang telah dihasilkan dari tahapan desain
fisik. Tujuan pengujian ada 2 :
1) Dari
sisi pengembangan sistem, harus dijamin kode program yang dibuat bebas dari
kesalahan sintaks maupun logika.
2) Dari
sisi pengguna, program yang dihasilkan harus mampu menyelesaikan masalah yang
ada pada klien dan sistem baru harus mudah dijalankan dan dipahami oleh
pengguna akhir
Output
dari tahapan ini adalah : source code yang error free, prosedur pelatihan, dan
buku panduan.
1.6. PEMELIHARAAN
Langkah terakhir dari
SDLC di mana pada tahapan ini sistem secara sistematis diperbaiki dan
ditingkatkan. Hasil dari tahapan ini adalah versi baru dari perangkat lunak
yang telah dibuat. Perbaikan yang dilakukan tingkatannya bisa sangat variatif,
mulai dari memperbaiki program yang crash hingga berfungsi kembali
sampai pada penambahan modul-modul progam yang baru sebagai jawaban atas
perubahan kebutuhan pengguna.
1.7. KELEMAHAN DARI SDLC
Hampir sama seperti
semua standar industri lain, system develompment life cycle punya
kelebihan maupun kelemahan. Kelebihannya adalah langkah-langkah yang sekuensial
memungkinkan pengembangan sistem focus pada 1 langkah terlebih dahulu, baru
setelah selesai berpindah kelangkah berikutnya. Untuk pemula pendekatan ini
sangat bermanfaat. Tetapi ada beberapa kelemahan sebagai akibat dari
langkah-langkah sekuensial ini, diantaranya :
a. Terlalu
boros, baik dari segi biaya maupun waktu, saat terjadi perubahan ketika sistem
sudah dikembangkan. Hal ini disebabkan perubahan pada satu tahap akan berakibat
pada tahap berikutnya. Dengan demikian SDLC harus dilaksanakan dengan asumsi
setiap tahap tidak boleh salah.
b. SDLC
merupakan metode dengan pendekatan terstruktur yang mensyaratkan mengikuti
semua langkah yang ada. Jika pengembangan menginginkan proses pembuatan lebih
cepat dengan meniadakan satu atau beberapa langkah maka hasilnya justru sistem
yang dibangun akan gagal
1.8. PENDEKATAN-PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Beberapa metode
kemudian dikembangkan untuk melengkapi kelemahan-kelemahan yang ada dalam
metode SDLC. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Metode Pengembangan Evolusioner
metode pengembangan
evolusioner berdasarkan pada ide untuk mengembangkan implementasi awal,
kemudian memperlihatkan sistem awal itu kepada pengguna untuk dikomentari, dan
memperbaikinya versi demi versi sampai sistem yang memenuhi persyaratan
diperoleh. Pada metode ini tidak ada kegiatan spesifikasi, pengembangan, dan
validasi yang terpisah. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan pada saat yang
bersamaan dengan umpan balik yang cepat untuk masing-masing kegiatan.
Pengembangan sistem
secar evolusioner sendiri memiliki dua variasi. Yang pertama adalah
pengembangan eksplotari. Tujuan proses ini adalah bekerja dengan pelanggan
untuk menyelidiki persyaratan mereka dan mengirimkan sistem akhir. Harusnya
diawali dengan kebutuhan yang sudah dimengerti. Pendekatan ini biasa digunakan
untuk mengembangkan sistem berdasar pesanan dari klien(custom product). Variasi
kedua adalah prototipe yang akan dibuang(throw-away-prototipe). Metode ini
berkonsentrasi pada eksperimen, dengan persyaratan pelanggan yang tidak
dipahami dengan baik, cocok untuk pengembangan perangkat lunak jenis produk generik(umum).
Ada beberapa kelebihan
metode evolusioner jika dibandingkan dengan SDLC. Metode evolusioner lebih
evektif dari pendekatan SDLC dalam menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan
langsung dari pelanggan. Karena untuk menghasilkan sistem informasi tidak harus
menempuh keseluruhan tahap SDLC. Keuntungan kedua, sementara pengguna mendapat
pemahaman yang lebih baik dari masalah mereka, sistem perangkat lunak dapat
merefleksikannya.
Kelemahan dari sistem
ini antara lain, kurangnya visibilitas proses. Disimping itu jika sistem dikembangkan
dengan cepat tidak efektif dari segi biaya jika dihasilkan dokumen yang merefleksikan
setiap versi sistem. Kedua, sistem sering sekali memiliki struktur yang buruk.
Hal ini disebabkan perubahan yang terus-menerus pada program malah cenderung
merusak struktur perangkat lunak. Tentu saja ini mengakibatkan penyesuaian
perubahan menjadi kian sulit dan mahal. Ketiga metode ini membutuhkan kemampuan
pengembangan perangkat lunak dengan SDM yang sudah berpengalaman.
b. MODEL PENGEMBANGAN BERORIENTASI PEMAKAIAN ULANG (RE-USEBLE)
Metode ini berpegang
pada ide awal sebagai berikut. Untuk beberapa proses bisnis, permintaan dari
satu klien dengan klien yang lain bisa jadi hampir sama. Dengan demikian, jika
sudah memiliki satu sistem informasi, akan dikembangkan sistem informasi untuk klien
lain dengan proses bisnis yang hampir sama. Kita bisa memanfaatkan perangkat
lunak yang sudah ada untuk membuat perangkat lunak yang baru.
Ada empat fase utama
dalam pengembangan re-useable :
1) Analis
komponen. Dalam fase ini, spesifikasi persyaratan telah diketahui,
komponen-komponen untuk implementasi spesifikasi tersebut akan dicari.
Biasanya, tidak ada kesesuian yang tepat dan komponen yang dapat hanya
memberikan sebagian dari fungsionalitas yang dibutuhkan.
2) Modifikasi
persyaratan. Persyaratan dianalisis menggunakan informasi tentang komponen yang
didapat, kemudian dimodifikasi untuk merefleksikan komponen yang ada. Jika
modifikasi tidak mungkin dilakukan, maka kegiatan analisis komponen bisa
diulang untuk mencari solusi alternatif.
3) Perancangan
sistem dengan pemakai ulang. Kerangka kerja sistem dirancang atau kerangka
kerja yang telah ada dipakai ulang.
4) Pengembangan
dan integrasi. Perangkat lunak yang tidak dapat dibeli akan dikembangkan dan
komponen kemudian diintegrasikan untuk membantu sistem.
c. PROTOTYPING
Prototyping adalah
proses alternatif dalam pengembangan sistem di mana kebutuhan diubah ke dalam
sistem yang bekerja(working system) yang secara terus-menerus diperbaiki melalui
kerja sama antara pengguna dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui
beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses. Prototyping merupakan
bentuk dari Rapid Application Development(RAD). RAD memiliki beberapa kelemahan, di antaranya
:
1) RAD
mungkin mengesampingkan prinsip-prinsip rekayasa perangkat lunak.
2) Menghasilkan
inkonsistensi pada modul-modul sistem.
3) Tidak
cocok dengan standar.
4) Kekurangan
prinsip reusability komponen.
Metode prototype
1) Analis
bekerja dengan tim untuk mengidentifikasi kebutuhan awal untuk sistem.
2) Analis
kemudian membuat prorotype. Ketika sebuah prototyping telah selesai. Pengguna
bekerja dengan prototype itu dan menyampaikan pada analis apa yang mereka sukai
dan yang tidak mereka sukai.
3) Analis
kemudian menggunakan feedback ini untuk memperbaiki prototype.
4) Versi
baru diberikan kembali ke pengguna.
5) Ulangi
langkah-langkah tersebut sampai pengguna merasa puas.
Keuntungan prototype
1) Prototype
melibatkan pengguna dalam analisis dan desain.
2) Punya
kemampuan menangkap kebutuhan secara konkret dari pada secara abstrak.
3) Untuk
digunakan secara standalone
4) Digunakan
untuk memperluas SDLC.
d. OBJECT ORIENTED ANALYSIS AND DESIGN (OOAD)
Pendekatan yang ini
adalah pendekatan berbasis objek. Seiring dengan berkembangnya trend
pemrograman berbasis objek maka analisis dan desain sistem juga bisa
menggunakan konsep objek. Pendekatan baru untuk pengembangan sistem ini sering
disebut sebagai pendekatan ketiga, setelah pendekatan yang berorientasi data
dan berorientasi proses. OOAD adalah metode pengembangan sistem yang lebih
menekankan objek dibandingkan dengan data atau proses. Ada beberapa ciri khas
dari pendekatan ini, yaitu object, inheritance, dan object class.
Object adalah
struktur yang mengekapsulasi atribut dan metode yang beroperasi berdasarkan
atribut-atribut tadi. Object adalah abstraksi dari benda nyata di mana data dan
proses diletakkan bersama untuk memodelkan struktur dan perilaku dari objek
dunia nyata.
Object class adalah
sekumpulan objek yang berbagi struktur yang sama dan perilaku yang sama.
Inheritance ,
merupakan properti yang muncul ketika tipe entitas atau objek class disusun
secara hierarki dan setiap tipe entitas atau object class menerima atau
mewarisi atribut dan metode dari pendahulunya.
1.9. TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM
Pada perkembangannya
desain sistem banyak didukung oleh penggunaan perangkat lunak dan teknologi
baru. Tujuan penggunaan perangkat lunak untuk analisis memiliki beberapa tujuan
:
a. Meningkatkan
produktivitas.
b. Berkomunikasi
lebih efektif dengan pengguna.
c. Mengintegrasikan
pekerjaan yang telah dilaksanakan dari awal pengembangan sampai akhir.
Alat semacam ini
dikategorikan dalam jenis CASE (Computer Aided Software Enginering). CASE
adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mengotomasi atau mendukung
penggambaran dan analisis dari model sistem dan menyediakan translasi dari
model sistem ke sistem aplikasi. Ada beberapa alat yang sering digunakan,
Microsoft Project dan Rational Rose. Microsoft Project sangat berguna untuk
penjadwalan proyek sedangkan Rational Rose sangat membantu untuk tahapan proses
model maupun data model.
2. Teknik-Teknik Dalam Pengembangan Sistem
Teknik-teknik dalam pengembangan sistem yang dapat
digunakan antara lain sebagai berikut ini :
- Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique)
Teknik
ini digunakan untuk penjadwalan waktu pelaksanaan suatu proyek
- Teknik menemukan fakta (fact finding techniques)
Yaitu
teknik yang dapat digunakan untuk mengumpukan data dan menemukan fakta-fakta
dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik-teknik ini diantaranya
adalah :
1.
Wawancara
(interview)
Memungkinkan
analis sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara
tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee).
2.
Observasi
(observation)
Adalah
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan yang mana pada waktu
observasi analis sistem dapat ikut juga berpartisipsi dengan orang-orang yang
sedang melakukan suatu kegiatan tersebut.
3.
Daftar
pertanyaan (questionnaires)
Adalah
suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang
memungkinkan analis sistem untuk mengumpulkan data dan pendapat dari
responden-responden yang dipilih.
4.
Pengumpulan
sampel (sampling)
Pengambilan
sampel adalah pemilihan sejumlah item tertentu dari seluruh item yang ada
dengan tujuan mempelajari sebagian item tersebut untuk mewakili seluruh itemnya dengan pertimbangan
biaya dan waktu yang terbatas.
- Teknik analisis biaya / manfaat (cost-effectiveness analysis atau cost benefit analysis)
Teknik
ini menilai dari sisi kelayakan ekonomis suatu pengembangan sistem informasi.
- Teknik untuk menjalankan rapat
Selama
proses pengembangan sistem dilakukan, seringkali rapat-rapat diadakan baik oleh
tim pengembangan sistem sendiri atau rapat anatara tim pengembangan sistem
dengan pemakai sistem manajer, sehingga kemampuan analis sistem untuk memimpin
atau berpartisipasi di dalam suatu rapat merupakan hal yang penting terhadap
kesuksesan proyek pengembangan sistem.
- Teknik inspeksi / walkthrough
Inspeksi
merupakan kepentingan dari pemakai sistem dan walkthrough merupakan kepentingan
dari analis sistem. Analis sistem melakukan walkthrough untuk maksud supaya
dokumentasi yang akan diserahkan kepada pemakai sistem secara teknik tidak
mengalami kesalahan dan dapat dilakukan dengan diverifikasi terlebih dahulu
oleh analis sistem yang lain. Pemakai sistem melakukan inspeksi untuk maksud
menilai dokumentasi yang diserahkan oleh analis sistem secara teknik tidak
mengandung kesalahan.
B. Alat Pengembangan Sistem
Untuk dapat melakukan
langkah-langkah sesuai dengan yang diberikan oleh metodologi pengembangan
system yang terstruktur, maka dibutuhkan alat dan teknik untuk melaksanakannya.
Alat-alat yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa suatu gambar
atau diagram atau grafik. Selain berbentuk gambar, alat-alat yang digunakan
juga ada yang berupa gambar atau grafik (nongraphical tools), seperti misalnya
data dictionary, structured English, pseudocode serta formulir-formulir untuk
mencatat dan menyajikan data.
1. Alat-Alat Pengembangan Sistem Yang Berbentuk Grafik
Alat-alat pengembangan system yang berbentuk grafik
diantaranya adalah sebagai berikut ini
:
a.
HIPO
diagram
HIPO
(Hierarchy Plus Input-Process-Output), adalah alat dokumentasi program yang
berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam system digambarkan oleh
fungsi utamanya.
- Data Flow diagram
Digunakan
untuk menggambarkan suatu system yang telah ada atau system baru yang akan
dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data
tersebut menglir (misalnya lewat telpon, surat dan sebaginya) atau lingkungan
fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, mcrifile,
harddisk, tape, diskette dan lain sebagianya)
- Structured Chart
Digunakan
untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan organisasi dari system informasi
secara berjenjang dalam bentuk modul dan submodule dengan menunjukan hubungan
elemen data dan elemen control anatara hubungan modulnya sehingga memberikan
penjelasan lengkap dari system dipandang dari elemen data, elemen control,
modul dan hubungan antar modulnya.
- SADT (Structure Analysis and Design Technique)
Structured
Analysis and Design Technique, memandang suatu system terdiri dari dua hal :
benda (obyek, dokumen atau data) dan kejadian (kegiatan yang dilakukan oleh
orang, mesin atau prangkat lunak). Menggunakan dua tipe diagram yaitu, diagram
kegiatan(activity diagrams, disebut actigrams) dan diagram data (data diagrams
disebut datagrams)
- Jackson’s diagram (JSD)
Jackson’s
System Develpoment (JSD) membangun suatu
model dari dunia nyata (real world) yang menyediakan subyek-subyek permaslahan
dari system. Disamping alat-alat berbentuk grafik yang digunakan pada suatu
metodologi tertentu, masih terdapat beberapa alat berbentuk grafik yang
sifatnya umum, yaitu dapat digunakan di semua metodologi yang ada. Alat alat
ini berupa suatu bagan yang dapat diklasifikan sebagai berikut :
1)
Bagan
untuk menggambarkan aktivitas (activity charting)
a)
Bagan
alir sistem(system flowchart)
b)
Bagan
alir program (program flowchart) yang dapat berupa :
Bagan
alir logika program (program logic flowchart)
Bagan
alir program computer terinci (detailed computer program flowchart)
c)
Bagan
alir kertas kerja (paperwork flowchart)
d)
Bagan
alir proses (process flowchart)
e)
Gantt
chart
2)
Bagan
untuk menggambarkan tata letak (layout charting)
3)
Bagan
untuk menggambarkan hubungan personil (personil relationship charting)
a)
Bagan
distribusi kerja (working distribution chart)
b)
Bagan
organisasi (organization chart)
2. Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem
Ada beberapa penyebab
kegagalan dalam pengembangan sistem diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Kurangnya
penyesuaian pengembangan sistem
b.
Kelalaian
menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai sistem
c.
Kurang
sempurnanya evaluasi kualitas analisis biaya
d.
Adanya
kerusakan dan kesalahan rancangan.
e.
Penggunaan
teknologi computer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan dan pemasangan
teknologi tidak sesuai
f.
Pengembangan
sistem yang tidak dapat dipelihara
g.
Implementasi
yang direncanakan dilaksanakan kurang baik.
0 Komentar